Kijne orang berhikmat itu merasa tuntunan kehendak Tuhan baginya ke Kota Emas telah nyata dengan seizin raja kepadanya untuk menyampaikan pesan suci tentang Kota Emas dan manusianya.
Pemikiran Kijne tidak membuatnya bertindak secara langsung tetapi Kijne menenangkan dirinya dalam kesendirian untuk menunggu petunjuk Tuhan.
Hingga suatu hari, Kijne mendaki gunung Aitumieri hingga mendekat puncaknya. Di sana ada batu karang besar yang berdiri. Dari atas batu karang itu nampak pemandangan pesisir Kota Emas, nampak pulau Ron, Roswar dan Windesi. Sore hari matahari memancarkan sinar keemasannya di sepanjang pantai Roswar, Ron dan Windesi. Tetapi di sekitar sungai merah, warna keemasan matahari berubah menjadi merah karena tampilan sungai merah memantulkan warnanya.
Pada bagian batu karang yang berhadapan ke pantai terdapat sebuah pintu goa yang menghubungkan dua aliran sungai di dalamnya. Sungai tersebut adalah sungai wondiboi laki-laki dan perempuan. Goa itu adalah goa mistis, goa pamali. Orang-orang di Wa Syor menyebutnya sebagai pintu maut karena untuk membunuh orang biasanya mereka masuk ke dalam goa melalui pintu tersebut dan nama orang yang hendak dibunuh akan dipanggil namanya di dalam goa dan diikat kain merah kemudian dilemparkan ke sungai wondiboi yang mengalir di dalam goa itu, alhasil orang yang namanya dipanggil dan diikat dengan kain mereah dan dilemparkan ke air pasti meninggal.
Kijne sampai di batu karang itu, dia berdoa dan menutup pintu goa tersebut dengan batu-batuan yang disusun hingga tak ada pintu ke dalam goa. Setelah ditutup, Kijne naik ke puncak batu karang itu dan duduk di atasnya.
Dari atas puncak batu karang, Kijne melihat keindahan Kota Emas baik yang kelihatan di kasat mata maupun yang tidak kelihatan di mata. Dari atas puncak batu karang, Kijne mendengar pesan Tuhan tentang Kota Emas, memahami negeri Kota Emas, Kijne mendengar suara semesta datang menyelinap dari pelipis-pelipis gunung dan menyusup ke hutan di sekitar batu karang dan memberitahukan kepadanya tentang bangsa di Kota Emas. Banyak inspirasi yang lahir ketika Kijne duduk di atas puncak batu karang itu. Kijne menyendiri bukan bersemedih dan bukan pula bertapa tetapi menaklukkan alam pikirannya dan membiarkan jiwanya terbang baersama angin menyusuri seluruh pelosok alam raya di muka bumi dari timur ke barat, utara ke selatan di sekujur dunia untuk melihat dan memahami perbedaan mereka dengan Kota Emas.
Jiwa Kijne terbang disaat berada di puncak batu karang dikala suara burung menyambar ke dalam jiwanya. Diiringi kidung nyanyian jangkrik pada sore hari nung senyap menambah kekuatan terbangnya jiwa Kijne hingga masuk langit ketujuh untuk mendengar penyampaian pesan malaikat Tuhan tentang Kota Emas.
Kijne tenggelam dalam suasana semesta yang bersahabat dengan dia. Hari-hari lalui oleh Kijne hingga Roh Tuhan hinggap atasnya dan menjelaskan kepadanya tentang rahasia Kota Emas dan Raja di Kota Emas. Kijne mendengarnya dengan jelas roh Tuhan menyampaikan kepadanya bahwa di tangan Tuhan, dia menggenggam dua bangsa yaitu bangsa Kota Emas dan bangsa Kota Yerusalem. Roh itu menyampaikan bahwa mata Tuhan menjaga dua kota ini siang dan malam.
Kijne tersentak, jiwanya takjub mendengar pesan itu. Kijne berdiri di atas puncak batu karang itu dan membuka kedua tangannya seraya melepaskan jiwanya ingin terbebas melayang dari puncak batu mengitari alam raya di Kota Emas sambil meyuarakan pesan-pesan itu. Kijne ingin terbang dalam kekuatan jiwanya.
Kijne menamai batu karang itu dengan nama Batu Inspirasi karena dari atas batu karang itu, Kijne mendapat banyak inspirasi, dari alam semesta yang nyata hingga yang terselubung.
Kota Emas dan Tom Si Hitam Pemain Suling Bambu
Episode ke: 04
0 komentar:
Posting Komentar