Berdirinya Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) di atas tanah New Guinea sesungguhnya mempersiapkan anak-anak New Guinea untuk bangkit memimpin dirinya sendiri. Terbukti hari ini, banyak anak-anak Papua tamatan Sekolah YPK telah memegang kemudi kapal Papua. Papua adalah kapal tetapi orang yang mengemudi kapal dididik di sekolah YPK untuk menjadi nahkodah, mekanik, maupun ahli kelautan.
Sejarah YPK dan Visi Peradaba
Ada
dua hal yang melatarbelakangi berdirinya YPK di Tanah Papua yaitu (1) Ketika I.S.
Kijne mendeklarasikan Doa Kebangkita orang Papua di atas batu karang yang kuat
di Miei 25 Oktober 1925 maka dia (Kijne) berpikir mesti ada pusat pendidikan
yang mempersiapkan pemuda pemudi New Guinea yang dididik menjadi
manusia-manusia pembangun sehingga akan bangkit menjadi pemimpin di atas
tanahnya sendiri. (2) Ketika Kijne mengumpulkan anak-anak Papua untuk belajar
bersama anak-anak amberi (Amboina, Sangir, dll) dia melihat ternyata anak-anak
Papua merasa minder, duduknya paling belakang, bahkan karena minder mereka
tidak mau bersekolah, maka Kijne berkata “kita mesti mendirikan sebuah sekolah
yang semestinya bagi mereka yang bukan sekedar sebuah sekolah biasa agar
mendidik mereka dengan hal kepapuaan”.
Dua
hal ini yang menjadi cikal-bakal berdirinya Sekolah YPK di tanah New Guinea.
YPK merupakan anak sulung Peradaban (First
Civilizations) Bangsa New Guinea.
YPK
dibangun dengan maksud sebagai rumah besar membangun Peradaban New Guinea.
Peradaban merupakan Visi besar yang dikerjakan oleh YPK di New Guinea. YPK
lahir di New Guinea untuk visi peradaban bangsa New Guinea.
Kemajuan Papua – Pengabaian YPK
Papua
yang dulunya terbelakang jauh dari kemajuan layaknya manusia kini sangat maju
bahkan mencapi level global. Kemajuan-kemajuan yang dicapai hari ini dimulai
dari langkah kecil yang digerakkan oleh YPK di masa lampau.
Kemajuan
Papua hari ini mengabaikan YPK yang notabenenya sebagai induk peradaban Papua (Papuan Civilizations Mother). Bila dikalkulasikan
dengan baik, pemimpin-pemimpin yang dilahirkan oleh YPK sangat banyak tetapi
sedikit yang ingat YPK.
Potensi YPK
YPK
di tanah Papua sebagai Yayasan Pendidikan yang visinya mendidik dan
mencerdaskan bangsa sebagai wujud dari amanat UUD 1945 “Ikut Mencerdaskan
Kehidupan Bangsa”. Sebaran YPK di tanah Papua hingga kampung-kampung terpencil
di seluruh Papua, dari SD YPK, SMP YPK, SMA YPK.
Dengan
potensi ini diharapkan adanya pemeliharaan dan pemajuan yang tentunya membutuhkan
perhatian khusus pola manajemen yang baik dengan suntikkan donasi anggaran dari
pemerintah sehingga adanya lompatan kemajuan pola pendidikan YPK yang mampu
menyaingi lembaga pendidikan lainnya yang berkembang bersama – sama di atas
tanah Papua.
YPK
membangun SDM Papua dari kemajemukkan hidup masyarakat, dari perkampungan
hingga perkotaan, dari level masyarakat miskin hingga kelas atas yang
notabenenya adalah manusia Papua.
Otsus (Sebuah Keberpihakan Bagi OAP) Dipertanyakan Perannya bagi YPK
Kita
ketahui bersama bahwa OTSUS hadir sebagai suatu perwujudan atas tuntutan
masyarakat Papua untuk menentukan dirinya sendiri sehingga pemerintah
memberikan OTSUS sebagai solusi dengan satu tujuan “Keberpihakan Kepada OAP”.
Keberpihakan itu selanjutnya dibedakan atas beberapa bagian dan Pendidikan
mendapat posisi urutan ke dua dari Kesehatan. Yang dipertanyakan adalah pos
anggaran pendidikan sebagai wujud keberpihakan dialokasikan ke mana. Apakah hanya
diperuntukkan kepada anak-anak Papua yang sudah kuliah saja?.
Menurut
hemat kami, seyogyanya pos anggaran khusus OTSUS yang dialokasikan untuk
Pendidikan, semestinya YPK sebagai anak sulung di urutan pertama yang mendapat
bagian dari alokasi anggaran pendidikan Dana OTSUS karena YPK adalah Papua dan
Papua adalah YPK yang tidak bisa dipisahkan. YPK merupakan spirit peradaban
orang Papua, OAP pertamakali dibentuk dalam YPK oleh karena itu sudah
sepatutnya dan sewajarnya anggaran alokasi dana OTUSUS diperuntukkan kepada YPK
sebagai wujud keberpihakkan kepada OAP.
Usul
yang berikut, lembaga kultur Papua, perlu duduk bersama, rembug bersama
membahas status keberadaan YPK terutama pengelolaan manajemennya, bila
dimungkinkan maka lembaga kultur seperti DPR OTSUS, MRP, dan Biro Otsus
mengambil alih YPK dan menganggarkan anggaran dari pos-pos belanjanya untuk
pemajuan YPK.
Tantangan Yang Dihadapi YPK
Tantangan
yang dihadapi oleh YPK saat ini adalah biaya. Oleh karena minimnya anggaran,
sekola-sekolah YPK dari tingkat SD di Kampung- Kampung kurang maju, SMP di
distrik pun mengalami hal serupa, bahkan SMA.
Tantangan
kedua, kurang adanya pengawasan PSW sehingga aset-aset YPK seperti tanah milik
Sekolah YPK diambil oleh pihak lain tanpa mendapat ijin sewajarnya dari pihak
YPK dalam hal ini PSW.
Tantangan
yang berikut lagi kurangnya tenaga pengajar guru. Hal ini perlu mendapat
perhatian serius oleh PSW karena di sekolah-sekolah SD yang berada di Kampung
kekurangan banyak guru. Untuk mengatasi persoalan ini, kami mengusulkan mesti
didirikan sekolah Guru khusus YPK agar dididik dengan pola pendidikan YPK sehingga
ketika menyelesaikan kuliah guru dikirim ke semua sekolah YPK baik SD, SMP, SMA
dengan wawasan YPK untuk mendidik anak-anak Papua sehingga marwah YPK tertanam
mengenjawantah dalam jiwa. Oleh karena tidak adanya produk guru dari PT YPK
sehingga sekarang hampir sebagian sekolah YPK dijabat oleh orang-orang yang
tamatannya bukan dari prodak YPK, hal ini mempengaruhi runtutnya spirit YPK
yang ditanamkan dalam jiwa generasi Papua.
Kesimpulan
YPK
adalah induk peradaban New Guinea (Mother
of New Guinea Civilizations). Lembaga Kultur (Biro Otsus, DPR Otsus, dan
MRP) wajib mengalokasikan anggaran khusus kepada YPK dan juga bersama-sama
pihak Yayasan memperbaiki manajemen YPK. Perlu didirikan Sekolah Guru YPK untuk
mendidik anak-anak menjadi guru dan didistribusikan ke sekolah-sekolah YPK. Alokasi
anggaran Pendidikan dari Dana OTSUS dengan porsentase yang jelas dan ditetapkan
dalam PERDA maupun PERDASUS untuk YPK tanpa diganggu oleh apapun karena YPK
merupakan simbol representasi dari rumah peradaban OAP. (sh)
0 komentar:
Posting Komentar